Sabtu, 14 Mei 2011

Pengendalian Internal Terkomputerisasi .. (SIA)

PENDAHULUAN

Agar dapat mendukung dan mengendalikan aktivitas-aktivitas dalam siklus pendapatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai badan usaha, maka badan usaha perlu menciptakan struktur pengendalian internal yang memadai, yang dihasilkan dari penerapan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi yang sesuai dengan kebutuhan badan usaha tersebut. Struktur pengendalian internal yang memadai dalam sistem informasi akuntansi terkomputerisasi dapat menghasilkan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan dapat diandalkan, serta dapat melindungi harta badan usaha dari pemborosan, kecurangan dan kerugian lainnya.
Meskipun secara teori dukungan teknologi informasi dalam sistem informasi bukan merupakan syarat mutlak bagi jalannya sistem informasi akuntansi akan tetapi saat ini nampaknya dukungan teknologi informasi terhadap suatu sistem informasi sifatnya bukan lagi pilihan (optional) tetapi sudah merupakan kebutuhan.




















PEMBAHASAN

A. Pengendalian Intern Dalam SIA Terkomputerisasi (Computerized Internal Control)
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk melakukan pengawasan dan menjaga kekayaan organisasi. Metode pengolahan data dapat mempengaruhi struktur organisasi dan prosedur pengendalian yang diperlukan untuk mencapai pengendalian akuntansi. Penggunaan komputer untuk mengolah data menyebabkan adanya beberapa perbahan pada prosedur pengendalian akuntansinya. Di dalam sistem pengolahan data elektronik terjadi penggabungan tugas-tugas yang tidak dapat diterapkan pada sistem manual.
Pengamanan di dalam sistem PDE tergantung kepada program komputer. Sebagai contoh adalah, jika suatu program sudah diuji dan disetujui, program ini akan mengolah transaksi dengan seragam.
Pengendalian umum mencakup lingkungan PDE dan seluruh kegiatan PDE. Pengendalian ini cenderung meluas akibatnya dan secara langsung mempengaruhi kekuatan pengendalian penerapannya. Tujuan pengendalian umum PDE adalah untuk membuat rerangka pengendalian menyeluruh atas aktivitas PDE dan untuk memberikan tingkat keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat tercapai.

B. Pengendalian Umum
Pengendalian umum meliputi :
1. Pengendalian Organisasi dan Operasi
Pengendalian ini dirancang untuk menciptakan rerangka organisasi aktivitas PDE yang meliputi:
a. Pemisahan Fungsi Antar Bagian
Suatu organisasi terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi, tugas dan tanggungjawab yang terpisah dan berbeda. Agar tidak terjadi ketidakjelasan fungsi dalam organisasi, maka perlu dibuat deskripsi jabatan yang berisi tugas dan wewenang setiap bagian.
Deskripsi jabatan perlu dibuat untuk setiap bagian dengan menunjukkan nama jabatan dan berisi penjelasan fungsi tiap-tiap bagian. Agar setiap karyawan mengetahui tugas dan wewenangnya, deskripsi jabatan yang disusun harus diperbanyak untuk dibagikan kepada setiap karyawan yang berkepentingan.
Bagian PDE hanya bertanggungjawab tertentu seperti mengolah data, mengawasi data selama proses pengolahan dan menerbitkan hasil pengolahan data kepada pemakai. Fungsi ini harus terpisah dari semua departemen yang menggunakan data dan melaksanakan bermacam-macam kegiatan operasional perusahaan.
Pemisahan tugas dan tanggungjawab antar bagian dapat berupa:
- Semua transaksi dan perubahan terhadap catatan file induk (master file) harus berasal dan diotorisasi oleh bagian lain selain PDE
- Bagian PDE tidak boleh menyimpan aktiva, kecuali aktiva pengolah data
- Bila terjadi kesalahan transaksi harus dibetulkan sendiri oleh bagian yang bersangkutan bukan oleh bagian PDE. Bagian PDE hanya boleh membetulkan kesalahan yang terjadi selama pengolahan
- Bagian yang berwewenang mengotorisasi transaksi tidak boleh menyimpan aktiva hasil transaksi
Bagian PDE bisa merupakan bagian dari fungsi akuntansi (berada dibawah controler) atau bisa juga merupakan bagian yang berdiri sendiri dan terpisah sebagai unit yang berdiri sendiri, yaitu Bagian PDE.
Bagian PDE Di Bawah Controller
Keuntungan yang akan didapatkan apabila bagian PDE berada di bawah bagian controller yaitu :
- Jika ada keinginan perubahan dari sistem akuntansi manual ke sistem berbasis komputer, maka tidak terlalu mengejutkan departemen PDE yang berada di bawah controller dan mudah diterima, karena bukan merupakan departemen yang terpisah.
- Peranan dan fungsi pengolahan akuntansi dan pelaporan keuangan terpisah dengan PDE sehingga fungsi dari akuntansi yang bertanggungjawab terhadap pengolahan transaksi dan penyediaan informasi keuangan kepada manajer. Fungsi yang lainnya dan kepada pihak luar lebih efektif.
- Karena keberhasilan aplikasi komputer di dalam kegiatan akuntansi seperti misalnya: penggajian, pengendalian persediaan merupakan tanggungjawab akuntan, sedang akuntan terlibat langsung didalamnya, maka diharapkan dalam pengembangan aplikasi tersebut akan dapat lebih tepat sasaran.
- Jika bagian PDE dibawah controller, maka seorang controller harus memahami dan menguasai teknologi pengolahan data dengan baik, apalagi jika data yang akan diolah juga meliputi data non akuntansi. Peranan controller harus dibekali dengan pengetahuan yang berhubungan dengan kedua jenis data tersebut.
Bagian PDE Terpisah Dari Bagian Akuntansi
Bagian PDE dapat juga diorganisasikan menjadi unit tersendiri dan terpisah dari fungsi akuntansi dan berada di bawah tanggungjawab manajer tersendiri, yaitu Manajer PDE. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa bagian PDE adalah service departement yang tidak hanya mengolah data akuntansi saja, tetapi juga mengolah data non akuntansi. Pertimbangannya adalah, jika bagian PDE berada di bawah controller, sistem PDE cenderung didominasi informasi keuangan sehingga bagian-bagian lain akan tidak puas terhadap kebutuhan-kebutuhan informasinya.
Dengan memisahkan bagian PDE dibawah tanggungjawab Manajer PDE, pengolahan data akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif, karena Manajer PDE merupakan spesialis di bidangnya.
b. Pemisahan fungsi-fungsi di dalam Bagian PDE
Fungsi-fungsi utama dalam bagian PDE antara lain :
a. Fungsi Pengembangan Sistem
Fungsi pengembangan sistem meliputi pembuatan program dan pengembangan sistem itu sendiri. Tanggungjawabnya tidak hanya terhadap aplikasi komputer yang baru tetapi juga terhadap perubahan aplikasi yang sudah ada. Karyawan di bagian ini disebut dengan pemrogram (programmer) dan analis sistem (system analist).
b. Fungsi Pengolahan Data
Fungsi pengolahan data ini meliputi :
- Penyiapan Data
Bagian yang mempersiapkan data (data preparation section) berfungsi mempersiapkan data ke bentuk media yang dapat dibaca komputer (machine readable form) dan memeriksa kebenarannya, sehingga siap untuk dimasukkan. Bila tidak digunakan bentuk media yang dapat dibaca komputer, bagian ini berfungsi memberi kode pada dokumen dasar yang belum terkode supaya sesuai dengan kode yang dipergunakan dalam pengolahan data.
- Operator Komputer
Bagian yang mengoperasikan komputer merupakan bagian yang berfungsi mengolah data sampai dihasilkan laporan
Karyawan di bagian ini disebut dengan operator komputer. Operator yang bekerja sesuai dengan prosedur yang tertulis didalam manual pengoperasian.
- Pengendali Data (Data Control)
Bagian pengontrol data berfungsi sebagai penengah antara bagian-bagian lainnya dengan bagian PDE. Karyawan-karyawan bagian ini sering disebut dengan data control group. Data control group ini bertugas menerima data dari bagian-bagian lain, mengagendakannya, membuat batch control data, mengawasi jalannya pengolahan data, memantau pembetulanpembetulan kesalahan selama pengolahan data dan mendistribusikan keluaran (output) kepada pemakai yang berhak.
- Pustakawan Data (Data Librarian)
Bagian pustaka data berfungsi menjaga ruangan tempat penyimpan data yang disebut dengan perpustakaan data. Perpustakaan data merupakan tempat penyimpan data dan program dalambentuk media simpanan luar. Karyawan di bagian ini disebut dengan pustakawan (librarian). Tujuan utama fungsi pustaka data ini adalah untuk memisahkan tugas dan tanggungjawab antara bagian yang menyimpan data dengan bagian yang akan menggunakannya untuk operasi sehingga dapat mencegah orang yang tidak berhak untuk menggunakannya (mengaksesnya).
Fungsi pengembangan sistem dan sistem pengolahan data harus dipisahkan, karena jika seseorang mengetahui program dan sistem secara detail dan dapat menggunakannya (mengaksesnya), dia dapat merubah tanpa ijin. Pada kenyataannya, kedua fungsi tersebut di atas tidak hanya terpisah secara organisasional, tetapi juga secara fisik. Analisa sistem dan programer harus dilarang mengoperasikannya untuk maksud-maksud negatif. Operator komputer dan karyawan pengolahan data lain tidak boleh melihat dokumentasi program, bahkan lebih baik jika sama sekali tidak tahu mengenai PDE.
Pada organisasi yang kecil, bagian PDE hanya terdiri dari sejumlah kecil karyawan yang bertanggungjawab untuk mengoperasikan komputer saja. Analis sistem dan pemrograman tidak diperlukan karena menggunakan program-program yang sudah jadi dalam bentuk paket. Pada organisasi yang lebih besar, bagian PDE bisa terdiri dari beberapa fungsi, yaitu analis sistem, pemrogram dan beberapa orang yang memasukkan data (data entry operator). Dalam PDE yang lebih besar lagi, masing-masing fungsi tersebut bisa dilakukan oleh ratusan karyawan.
2. Pengendalian Pengembangan Sistem
Pengendalian ini dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa sistem dikembangkan dan dipelihara dalam suatu cara yang efisien dan melalui otorisasi semestinya yang berhubungan dengan :
- Kaji ulang (review), pengujian, dan persetujuan sistem baru
- Pengendalian perubahan program
- Prosedur dokumentasi
Fungsi pengembangan sistem terutama terdiri dari pemrogram dan analis sistem, yaitu orang-orang yang mengerti tentang PDE secara terinci. Agar terdapat pengendalian yang memadai terhadap pengembangan sistem, antara lain dapat diterapkan prosedur-prosedur sebagai berikut:
- Perancangan sistem harus melibatkan wakil dari tiap-tiap bagian
- Pengujian sistem harus merupakan usaha bersama antara karyawan PDE dengan bagian lain
- Harus ada persetujuan akhir sebelum suatu sistem baru dilaksanakan
- Setiap perubahan program harus disetujui sebelum diterapkan untuk meyakinkan bahwa perubahan tersebut sudah diotorisasi, diuji, dan didokumentasikan
3. Pengendalian Dokumentasi
Pengendalian dokumentasi menyangkut pengendalian dokumen-dokumen dan catatan- catatan perusahaan mengenai kegiatan PDEnya.
Dokumentasi ini berguna untuk manajemen dalam hal:
- Mengkaji ulang sistem
- Melatih karyawan baru
- Memelihara dan memperbaiki sistem dan program yang ada
Bagi auditor, dokumen merupakan sumber informasi yang utama mengenai aliran transaksi dalam sistem dan pengendalian akuntansi yang terkait.
Di dalam PDE ada enam jenis dokumentasi yaitu :
1. Dokumentasi Prosedur
Menetapkan rencana sistem secara keseluruhan. Dokumentasi ini berisi prosedur-prosedur tertentu.
2. Dokumentasi Sistem
Menunjukkan tujuan dari sistem pengolahan data dan termasuk bagan alir sistem, deskripsi masukan dan file yang digunakan, deskripsi keluaran yang dihasilkan, pesan-pesan kesalahan pengolahan (error messages) dan daftar pengendalian. Dokumentasi sistem sangat diperlukan oleh analis sistem, pemakai sistem, dan auditor.
3. Dokumentasi Program
Dokumentasi program ini terutama dibutuhkan oleh pemrogram untuk memperbaiki program. Dokumentasi program seperti console run book berisi instruksi-instruksi untuk menghasilkan program.
4. Dokumentasi Operasi
Dokumentasi operasi berguna bagi operator
5. Dokumentasi Data
Berisi definisi-definisi dari item-item data didalam data base yang digunakan. Dokumentasi data juga berguna bagi pemrogram sejauh berhubungan dengan item-item data yang diperlukan program yang dibuat.
6. Dokumentasi Pemakai
Seperti dalam sistem manual pemakai menjelaskan tujuan dari sistem pengolahan data, prosedur untuk memasukkan, bentuk-bentuk penggunaan laporan dan keluaran lain, pesan-pesan kesalahan yang mungkin dan prosedur pembetulan kesalahan. Kadang-kadang dokumentasi ini disatukan dengan dokumentasi sistem.
4. Pengendalian Perangkat Keras, Perangkat Lunak Sistem Operasi Dan Sistem Lainnya
Pengendalian Perangkat Keras
Pengendalian perangkat keras lazimnya telah dibuat di dalam perangkat komputer oleh pabrik pembuatnya untuk mendeteksi kesalahan atau kerusakan komputer. Pengendalian perangkat komputer oleh pabrik pembuatnya untuk menemukan dan melaporkan kegagalan atau kerusakan komputer, karena itu yang penting adalah bagaimana cara menangani kesalahan yang ditemukan atau ditunjukkan oleh komputer. Biasanya jika perusahaan tidak membuat ketentuan khusus untuk menangani hal ini, maka data keluaran akan tetap belum dapat diperbaiki.
Kesalahan karena kerusakan perangkat keras komputer akan jarang terjadi jika perangkat komputer yang ada dipelihara dengan baik dan selalu diperiksa setiap periode. Akan tetapi kadang-kadang untuk melakukan pengecekan diperlukan bantuan dari pihak luar, oleh karena itu dibutuhkan pengendalian internal agar data yang penting tidak diketahui dan dalam pengecekan oleh pihka luar diawasi oleh karyawan bagian PDE.
Pengendalian Perangkat Lunak
Biasanya perusahaan pemakai komputer membeli perangkat lunak semacam itu sebagai suatu paket, sehingga dapat diasumsikan bahwa pengendalian perangkat lunak melekat (built in software control) seperti halnya pengendalian perangkat keras melekat (built in hardware control-)nya sudah mencukupi. Asumsi ini tidak berlaku jika telah dibuat perubahan atau modifikasi terhadap perangkat lunak sistem tersebut.
5. Pengendalian Penggunaan Komputer, Fasilitas SI dan Datanya.
Pengendalian keamanan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Pengendalian Keamanan Data
Meliputi :
- Penggunaan Data Log
Agenda (log) dapat digunakan pada proses pengolahan data untuk memonitor, mencatat dan mengidentifikasikan data. File dan program yang dibutuhkan pada operasi pengolahan data juga harus dicatat oleh librarian. Dengan demikian segala sesuatu yang dapatmempengaruhi perubahan data dapat diketahui, diidentifikasi dan dilacak. Disamping data log dapat juga dipergunakan transaction log, yaitu suatu file yang akan berisi nama-nama pemakai komputer, tanggal, jam, tipe pengolahannya, lokasinya dan lain sebagainya yang perlu diketahui. Hal-hal penggunaan komputer yang mencurigakan dapat dilacak dari rekaman file transaction log tersebut.
- Proteksi File
Teknik yang dapat digunakan untuk meldungi data antara lain :
• Cincin proteksi pita magnetik
Cincin ini digunakan pada pita magnetik yang dapat memproteksi pita magnetik dari data yang lama jika tertindih dengan data rekaman baru sehingga data sebelumnya tidak hilang.
• Label file eksternal
Label file eksternal merupakan tempelan label kertas yang dilekatkan pada simpanan luar untuk menunjukkan isi dari simpanan tersebut, sehingga tidak akan salah mengambilnya
• Read only memory.
Adalah alat simpanan luar dimana data yang tersimpan didalamnya hanya dapat dibaca saja.
- Pembatasan Akses Data
Pengaksesan data oleh yang tidak berhak biasanya dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karena itu pengaksesan harus dibatasi hanya untuk orang-orang yang berhak saja.

Pembatasan pengaksesan dapat dilakukan dengan cara :
• Isolasi Fisik
Data yang penting dapat secara fisik diisolasi dari penggunaan personil-personil yang tidak berhak. Data tersebut dapat secara terpisah dijaga oleh librarian.
• Otorisasi dan Identifikasi
Tiap-tiap personil yang berhak mengakses data dan telah diotorisasi diberi pengenal (identifikasi) tertentu berupa kode-kode untuk mengakses data. Kode-kode ini disebut dengan password.
• Pembatasan Pemakaian
Mereka yang telah mendapat otorisasi mengakses data dengan menggunakan password tertentu harus dibatasi terhadap penggunaan hanya untuk keperluan mereka saja.
• Encryption
Encryption dilakukan dengan meletakkan suatu alat pengkode pada awal jalur transmisi data, yang akan merubah data asli kedalam bentuk teks sandi rahasia. Pada ujung akhir jalur transmisi diletakkan decryption device yang akan berfungsi merubah kembali teks sandi rahasia ke data asli.
• Pemusnahan
Data-data yang sudah tidak terpakai dimusnahkan untuk pengendalian keamanan data, termasuk karbon-karbon dan laporan-laporan bekas.
- Data back up dan recovery
Pengendalian ini diperlukan untuk berjaga-jaga bila file atau database mengalami kerusakan, kehilangan atau kesalahan data. Back up adalah salinan dari file atau database, sedang recovery adalah file atau database yang telah dibetulkan dari kesalahan, kehilangan atau kerusakan datanya.
Strategi yang digunakan dalam back up dan recovery data adalah :
• Strategi Grandfather-Father-Son
Biasanya strategi ini digunakan untuk file yang disimpan di media simpanan luar pita magnetik.
• Strategi Pencatatan Ganda (Dual Recording)
Strategi ini dilakukan dengan menyimpan dua buah salinan database yang lengkap secara terpisah dan menyesuaikan keduanya secara serentak.
Strategi dual recording ini sangat tepat untuk aplikasiaplikasi yang databasenya tidak boleh terganggu dan selalu siap. Tetapi hal yang harus dipertimbangkan adalah biayanya, karena harus menggunakan dua buah alat pengolah dan dua buah database.
• Strategi Dumping
Dumping dilakukan dengan menyalin semua atau sebagian dari database ke media back up yang lain (berupa pita magnetik dan disket).
b. Pengendalian Keamanan Fasilitas Fisik
Pengendalian ini meliputi :
- Perlindungan Fisik
Yaitu dengan mengatur lokasi fisik dan menerapkan alat-alat pengaman.
- Penggunaan Alat-alat Pengamanan Fisik
- Pembatasan Pengaksesan Fisik
- Asuransi

C. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi (application controls) ialah kontrol internal komputer yang berlaku khusus untuk aplikasi komputerisasi tertentu pada suatu organisasi (Gundodinyoto, 2007, hal 371). Pengendalian aplikasi sering disebut pengendalian perspektif teknis atau dapat didefinisikan sebagai pengendalian yang langsung terkait dengan transaksi pada suatu aplikasi tertentu. Pada dasarnya pengendalian aplikasi terdiri dari pengendalian masukan (input control), pengendalian proses (process control), dan pengendalian keluaran (output control). Beberapa text-book menyebutkan juga tentang pengendalian database (database control), pengendalian komunikasi (communication control), dan boundary control (aspek ini terutama diperkenalkan oleh Weber).

D. Tujuan Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi mempunyai tujuan :
1. Menjamin transaksi telah diotorisasi dan diproses secara lengkap
2. Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti
3. Menjamin pengolahan data dilakukan dengan benar
4. Menjamin aplikasi masih dapat digunakan
5. Menjamin bahwa hasil olah data digunakan dengan benar.

E. Jenis-Jenis Pengendalian Aplikasi
1. Boundary Controls
Boundary adalah interface antara para pengguna (users) dengan sistem berbasis teknologi informasi. Tujuan utama boundary controls adalah antara lain :
(a) Untuk mengenal identitas dan otentik (authentic)/tidaknyauser sistem, artinya suatu sistem yang didesain dengan baik seharusnya dapat mengidentifikasi dengan tepat siapa user tersebut, dan apakah identitas yang dipakainya otentik.
(b) Untuk menjaga agar sumberdaya sistem informasi digunakan oleh user dengan cara yang ditetapkan.
Contoh : jika mahasiswa menghidupkan mesin pada ruang praktek komputer di kampus, lazimnya pertama kali komputer minta nomor identitas mesin dan password pemakai. Kedua hal tersebut dapat disebut sebagai salah satu contoh boundary controls.
2. Pengendalian Input
Input merupakan salah satu tahap dalam sistem komputerisasi yang paling krusial dan mengandung risiko Pengendalian masukan (input control) dirancang dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah valid, lengkap, serta bebas dari kesalahan dan penyalahgunaan. Input controls ini merupakan pengendalian aplikasi yang penting, karena input yang salah akan menyebabkan output juga keliru.
3. Pengendalian Proses
Pengendalian proses (processing controls) ialah pengendalian intern untuk mendeteksi jangan sampai data (khususnya data yang sesungguhnya sudah di valid) menjadi error karena adannya kesalahan proses. Tujuan pengendalian pengolahan adalah untuk mecegah agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan selama proses pengolahan data.
Pengendalian proses merupakan bentuk pengendalian yang diterapkan setelah data berada pada sistem aplikasi komputer. Menurut IAI (SA341,Par.08) pengendalian ini didesain untuk memberi keyakinan yang memadai bahwa:
a. Transaksi, termasuk transaksi yang dipicu melalui sistem, diolah semestinya oleh komputer.
b. Transaksi tidak hilang, ditambah, digandakan, atau diubah tidak semestinya.
c. Kekeliruan pengolahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi secara tepat waktu.
4. Pengendalian Hasil Keluaran
Pengendalian keluaran merupakan pengendalian yang dilakukan umtuk menjaga output sistem agar akurat lengkap, dan digunakan sebagaimana mestinya. Pengendalian keluaran (output controls) ini didesain agar output/informasi disajikan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan didistribusikan kepada orang-orang yang berhak secara cepat waktu dan tepat waktu.
Metode pengendalian bersifat preventive objective misalnya ialah perlunya disediakan tabel/matriks pelaporan : jenis laporan, periode pelaporan, dan siapa pengguna, serta check-list konfirmasi tanda terima oleh penggunanya, prosedur permintaan laporan rutin/on-demand, atau permintaan laporan baru. Pengendalian bersifat detencion objective misalnya ialah cek antar program pelaporan, perlunya dibuat nilai-nilai subtotal dan grand-total yang dapat diperbandingkan untuk mengevaluasi keakurasian laporan, judul dan kolom-kolom laporan perlu didesain dengan sungguh-sungguh. Pengendalain intern yang bersifat corrective objective misalnya ialah prosedur prosedur klaim ketidakpuasaan pelayanan, tersedianya help-desk dan contack person, persetujuaan dengan users mengenai service level yang disepakati.






















PENUTUP

Pengendalian intern dalam lingkungan terkomputerisasi (computerized internal control) merupakan cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan pengawasan dan menjaga kekayaan organisasi perusahaan yang dilakukan dalam lingkungan yang terkomputerisasi. Pengendalian intern yang terkomputerisasi dapat dibagi menjadi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum meliputi pengendalian organisasi dan operasi , pengendalian pengembangan sistem, pengendalian dokumentasi, pengendalian perangkat keras, perangkat lunak sistem operasi dan sistem lainnya, serta pengendalian penggunaan komputer, fasilitas SI dan datanya. Untuk pengendalian aplikasi dibagi menjadi boundary controls, pengendalian input, pengendalian proses, dan pengendalian hasil keluaran.
Tujuan dari pengebndalian aplikasi tersebut adalah untuk menjamin transaksi telah diotorisasi dan diproses secara lengkap, menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti, menjamin pengolahan data dilakukan dengan benar, menjamin aplikasi masih dapat digunakan, dan menjamin bahwa hasil olah data digunakan dengan benar. Pengendalian intern yang teromputerisasi ini dilakukan dengan suatu prosedur dan alat-alat tertentu.

















DAFTAR PUSTAKA

http://mukhsonrofi.wordpress.com/2009/05/04/panduan-monitoring-sistem-internal-kontrol-coso/
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/postgraduate/information-system/Sistem%20Informasi%20Akuntansi/Artikel_92107001.pdf
http://repository.petra.ac.id/3385/
http://ridwan-hainim.blogspot.com/2009/03/pengendalian-intern-dalam-sia.html
http://www.akuntan.org/theakuntan/file/IS%20Audit%20-%20PI%20dalam%20SIA%20Terkomputerisasi%20-%20General%20Control.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar