Sabtu, 14 Mei 2011

Sistem Develpoment Life Cycle .. (SIA)

PENDAHULUAN

Suatu sistem yang dipakai dalam suatu bisnis harus perlu dikembangkan dari waktu ke waktu. Hal ini karena suatu sistem tersebut merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi bagi penggunanya. Sistem informasi memiliki beberapa komponen, yaitu input, ouput, penyimpan data, pemproses, instruksi dan prosedur, pemakai, dan yang terakhir adalah pengamanan dan pengawasan.
Salah satu cara dalam pengembangan sistem adalah menggunakan Sistem Development Life Cycle. System Development Life Cycle (SDLC) merupakan suatu cara pengembangan sistem yang memerlukan suatu tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem. Pengembangan sistem dengan menggunakan metode ini memerlukan waktu lama dalam penyelesaiannya. Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai sistem tersebut diterapkan.

















PEMBAHASAN

A. Pengertian SDLC
System Development Life Cycle dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi.
Dalam penyelesaiaanya SDLC ini penyelesaiannya membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncanakan sampai sistem tersebut diterapkan. jika suatu sistem yang sudah dikembangkan menghadapi suatu masalah, maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinnya. Hal inilah yang dinamakan siklus hidup sistem(System life cycle).
Pengembangan sistem menggunakan cara SDLC ini bisa diterapkan oleh suatu perusahaan apabila :
a. Tidak tersedia metode lain dalam pengembangan sistem yang sesuai yang sudah tersedia di pasaran (metode paket)
b. Pengembangan sistem digunakan untuk tujuan jangka panjang
c. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sudah memenuhi syarat atau mampu untuk mengaplikasikan sistem yang baru yang dikembangkan dengan SDLC

B. Langkah-Langkah Pengembangan Sistem
Dalam mengembangkan suatu sistem dengan menggunakan SDLC, terdapat beberapa tahapan yang perlu dilalui antara lain perencanaan sistem (system planning), analisis sistem (system analysis), desain sistem (system design), seleksi sistem (system selection), implementasi sistem (system implementation) , dan perawatan sistem (system maintnance).



Penjelasan dari masing-masing tahap tersebut adalah :
1. Perencanaan Sistem (System Planning)
Perencanaan sistem informasi berguna untuk memberikan suatu batasan dalam pengembangan sistem. Perencanaan sistem informasi ini akan memberikan manfaat antara lain mengenai :
- Pengidentifikasian ruang lingkup pengembangan sistem
Perencanaan sistem digunakan agar ruang lingkup dalam pengembangan sistem tersebut jelas dalam pengembangan sistem yang akan dilaksanakan.
- Identifikasi masalah
Perencanaan sistem informasi ini juga akan memberikan informasi mengenai masalah potensial yang terdapat dalam sistem yang menyebabkan suatu sistem tersebut perlu untuk dikembangkan agar masalah potensial yang terdapat dalam sistem sebelumnya bisa diatasi.
- Pengaturan urutan tugas pengembangan sistem
Perencanaan sistem juga memberikan gambaran mengenai tahapan-tahapan selanjutnya yang perlu dilakukan agar sistem tersebut dapat selesai sesuai dengan rencana
- Pengendalian
Perencanaan sistem dilakukan sebagai suatu alat untuk melakukan kontrol atau pengendalian antara rencana tentang sistem informasi yang akan dibuat dengan hasil sesungguhnya.
Perencanaan suatu sistem memerlukan suatu tahap-tahap perencanaan antara lain :
- Mengenali masalah
Mengenali masalah yang terdapat dalam suatu sistem merupakan peran dari manajer dan elemen-elemen lain dalam suatu perusahaan.
- Mendefinisikan masalah
Pendefinisian masalah ini dilakukan oleh manajer yang merupakan pimpinan dalam perusahaan dan juga oleh analis sistem yang bertujuan mrnganalisa kelemahan dalam sistem.
- Menetapkan tujuan sistem
Penetapan dalam tujuan sistem ini adalah sesuai dengan keinginan dari pihak atau pengguna dari suatu sistem yang perlu dikembangkan tersebut.
- Mengidentifikasi hambatan sistem
Analis sistem berperan dalam mengidentifikasi masalah yang menghambat jalannya sistem tersebut seperti lingkungan dari sistem dan pengguna dari suatu sistem itu sendiri.
- Melakukan studi kelayakan sistem
- Membuat proposal mengenai studi sistem
- Menerima atau menolak usulan pengembangan sistem
- Membuat suatu mekanisme kontrol pengembangan sistem
2. Analisis Sistem (System Analysis)
Dalam tahapan analisis sistem ini digunakan oleh analis sistem untuk :
a. Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar.
b. Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya.
c. Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini.
d. Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis sistem ini adalah :
a. Problem detection
Problem detection atau mendeteksi sistem ini bertujuan untuk mendeteksi suatu sistem apabila sistem yang dijalankan saat ini telah semakin berkurang manfaatnya(memburuk). Hasil yang didapatkan dari mendeteksi masalah yang terdapat dalam sistem ini adalah suatu laporan pendahuluan yang berisi masalah yang terjadi dalam sistem.
b. Initial Investigation (Investigasi Awal)
Tujuan dari investigasi awal ini adalah memberikan sistem yang digunakan saat ini dengan penekanan-penekanan pada daerah-daerah yang menimbulkan permasalahan.
Hasil yang didapatkan dari investigasi awal ini adalah penjelasan tentang sistem yang digunakan saat ini.
c. Requirement analysis (determination of ideal systems)
Tujuan dari tahapan atau kegiatan ini adalah Mendapatkan konsensus dari komunitas pemakai dari sistem informasi yang ideal. Sebuah penggantian sistem akan menimbulkan jarak antara sistem saat ini dengan sistem. Hasil yang diperoleh dari tahapan ini adalah Penjelasan kebutuhan analisis terhadap sistem.
d. Generation of system alternatives
Kegiatan atau tahapan ini bertujuan mencari perbedaan dari alternatif sistem dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat ini dengan sistem idealnya. Hasil yang diperoleh adalah Dokumen-dokumen tentang alternatif sistem yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem.
e. Selection of proper system (menyeleksi proposal sistem)
Hal ini bertujuan untuk membandingkan alternatif-alernatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik, dan menjualnya (sell) kepada management. Sedangkan hasil yang didapatkan adalah hasil-hasil dari studi sistem.
3. Desain Sistem (Design System)
Dalam tahapan desain sistem ini memiliki tujuan yaitu : mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap desain sistem adalah :
a. Output Design (Desain Keluaran)
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumennya. Sedangkan hasil yang diperoleh yaitu bentuk atau form dari dokumentasi keluaran (output).



b. Input Design (Desain Masukan)
Tujuan dari input desain ini adalah memberikan bentuk-bentuk masukan didokumen dan dilayar ke sistem informasi. Hasil yang diperoleh yaitu bentuk atau form dari dokumentasi masukan (input).
c. File Design
Bertujuan memberikan bentuk-bentuk file-file yang dibutuhkan dalam sistem informasi. Hasil yang diperoleh yaitu bentuk (forms) dari dokumentasi file.
4. Implementasi Sistem (System Implementation)
Tahapan implementasi sistem ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan tersebut antara lain :
- Melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya.
- Mengimplementasikan sistem yang baru.
- Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.
Kegiatan yang dilakukan dalan tahapan implementasi sistem ini adalah :
a. Programming and Testing (melakukan pemrograman dan uji coba)
Tujuan dari kegiatan ini adalah Mengkonversikan perancangan logikal ke dalam kegiatan operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman tertentu, dan mengetest semua program serta memastikan semua fungsi / modul program dapat berjalan secara benar. Hasil dari kegiatan ini adalah melakukan pengkodean program dan spesifikasi program.
b. Training (pelatihan)
Tujuan dari pelatihan ini adalah memimpin pelatihan dalam menggunakan sistem, persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang berhubungan denganp pelatihan (buku-buku panduan sistem). Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah Rencana pelatihan sistem, modul-modul katihan dan sebagainya.

5. System Changeover (Pergantian Sistem)
Tujuan dari perubahan sistem ini adalah melakukan pengubahan pemakaian sistem lama ke sistem yang baru dari sistem informasi yang berhasil dibangun.Perubahan sistem merupakan tanggungjawab team designer ke pemakai siste (user organization). Hasil yang diperoleh yaitu rencana (jadwal dan metode) perubahan sistem (contract).

C. Kelebihan SDLC
System Development Life Cycle ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu menyediakan suatu tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan sistem dan memberikan hasil sistem baru yang lebih baik karena sistem yang baru tersebut dianalisis dan dirancang secara keseluruhan melalui tahap-tahapan terdahulu sebelum diimplementasikan.

D. Kelemahan SDLC
Selain terdapat kelebihan SDLC, SDLC ini juga mempunyai kelemahan apabila digunakan dalam pengembangan sistem yaitu hasil dari SDLC tergantung dari hasil di tahap analisis, sehingga apbila terjadi kesalahan analisis maka akan terbawa dalam sistem dan dalam pengembangan sistem informasi menggunakan SDLC ini dibutuhkan waktu yang lama dalam pengembangannya karena sistem tersebut seperti dimulai dari awal hingga tahap akhir yaitu pengimplementasian.










PENERAPAN SDLC

Contoh suatu penerapan System Development Life Cycle dalam sirkulasi buku perpustakan yaitu :
a. Analisis
Pada analisis ini adalah melakukan beberapa survey terhadap apa yang akan dibutuhkan dan terjadi pada saat system(aplikasi) akan dibuat dalam SDLC bagian perpustakaan (hardware). Pada sistem sirkulasi buku perpustakaan yang dibutuhkan adalah Optical bar reader yang nantinya akan digunakan untuk meneruskan informasi ke komputer, kemudian ada database yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan informasi, terminal peragaan visual dan id card untuk pengunjung agar bisa melakukan peminjaman buku yang tersedia di perpustakaan tersebut.
b. Desain
Melakukan interface terhadap inputan dan output bagi petugas agar mudah mengoperasikan komputer dan bagi pengunjung agar mudah melihat macam-macam buku.
c. Implementasi
Menentukan bahasa pemrograman yang digunakan, hardware yang dipakai yaitu beberapa buah PC yang digunakan petugas untuk menginput, mengakses data. OBR untuk meneruskan informasi ke komputer, database yang digunakan untuk menyimpan informasi, terminal peragaan visual dan id card untuk pengunjung agar bisa meminjam buku.
d. Maintenance
Melakukan pengecekan terhadap sistem yang dilakukan oleh analis sistem setiap 1 bulan sekali. Sehingga apabila ada kerusakan terhadap sistem maka analis sistem bisa langsung melakukan perbaikan terhadap sistem tersebut.



PENUTUP

Pengembangan suatu sistem informasi dengan menggunakan metode System Development Life Cycle mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan penggunaan SDLC dalam pengembangan sistem adalah terutama karena pengembangan sistem menggunakan metode ini dilakukan dengan baik karena melalui tahapan-tahapan yang menyeluruh sedangkan kelemahan dari pengembanagn sistem menggunakan metode ini adalah karena dalam pengembangan sistem menggunakan SDLC ini membutuhkan waktu yang lama mulai dari tahapan perencanaan hingga pengimplementasian.





















DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/SDLC
http://mhoel.blogspot.com/2010/02/sdlc-system-development-life-cycle.html
http://hilda_kamaruddin.students-blog.undip.ac.id/tag/siklus-hidup-pengembangan-system-sdlc/
http://kuliah.dinus.ac.id/ika/asi4.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar